About Me

Foto saya
Peradaban yang maju dan berkembang selalu berawal dari pesisir. Banggalah sebagai pemuda-pemudi yang berasal dari pesisir, dengan melakukan hal-hal yang berguna bagi agama, bangsa dan negara

Jumat, 12 November 2010

Tugas Fisiologi (Pengaruh Salinitas)

Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan kondisi fisiologis darah juvenil ikan Atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus L.) dan pengaruh oksigen untuk juvenil ikan turbot (Scophthalmus maximus). 

1. PENDAHULUAN
Ikan laut mengeluarkan energi untuk metabolisme ion dan regulasi osmotik. Beberapa penelitian memperlajari tentang respon penyesuain diri pada ikan yang hidup pada salinitas rendah dan yang memiliki salinitas benar-benar tinggi. Hasil tersebut menyatakan bahwa ikan yang hidup pada salinitas rendah memiliki pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan yang memiliki salinitas yang sangat tinggi.
Ikan Atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus L.) merupakan jenis ikan telestoi yang hidup pada kondisi yang stenohalin, yang pada habitat alaminya memiliki sedikit perubahan pada suhu dan salinitasnya. Namun, terdapat sedikit informasi tentang laju pertumbuhan pada salinitas rendah ataupun salinitas intermediet. Ikan ini banyak dibudidayakan di Islandia dan merupakan indikator budidaya land-base sistem di tempat tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan membesarkan juvenil dari ikan halibut pada daerah yang memiliki salinitas rendah.  Larva ikan halibut dibesarkan pada salinitas 15-20‰. Pembesaran juvenil ikan halibut berkisar 1-2 kg yang dibudidayakan pada land-base sistem.   
Ikan turbot (Scophthalmus maximus) merupakan spesies ikan yang bernilai pada budiadaya ikan laut. Ikan ini memiliki beberapa karakteristik yang membuat menarik dan memiliki nilai komersial tinggi serta disukai orang Eropa. Karakteristik tersebut meliputi pertumbuhan rata-rata dan efesiensi konversi pakan yang tinggi, memiliki toleransi yang tinggi terhadap stress dan perlakuan penanganan dan memiliki adapatasi yang tinggi terhadap kondisi-kondisi lingkungan. Ikan turbot dibudidayakan secara intensif pada land-base sistem. Pada sistem ini, kontrol kualitas air merupakan faktor penting dalam keberlanjutan dan efesien biaya produksi ikan tersebut.   
 Studi ini dibuat untuk menjelaskan efek terhadap perlakuan tiga salinitas (15, 25 dan 32‰) terhadap pertumbuhan dan fisiologi darah ikan Atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus L.) dan serta pengaruh oksigen untuk ikan turbot (Scophthalmus maximus). 

2.         BAHAN DAN METODE
2.1  Ikan, Kondisi Pembesaran dan Desain Pengamatan
       Ikan Atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus L.) yang digunakan dalam pengamatan merupakan ikan yang berasal dari tempat penyimpanan larva-larva ikan di Fiskey Ltd. (Islandia). Pada tangal 7 Januari 2006, terdapat 1.306 juvenil halibut yang diangkut ke tempat penyimpanan di Holar University College, Islandia. Pengamatan dilakukan pada tanggal 7 Februari 2006 – 16 Juni 2006. Ikan halibut dibesarkan pada enam tangki segiempat dengan ukuran 1,5m2 persegi, fiberglass hitam dengan volume 1.471 L dengan 217 ikan  dengan kepadatan 3,5-3,7 kg/m3 dan salinitas 32±4 ‰. Satu bagian pengamatan dipertahankan agar salinitas tetap pada 32‰ dan dua bagian lagi dilakukan pada dua salinitas intermediet yaitu 15‰ dan 25‰ (dilakukan dengan mencampurkan air tawar dan air laut pada tangki). Salinitas kemudian diukur setiap hari pada masing-masing tangki agar salinitas tetap terkontrol.
Juvenil ikan turbot diperoleh dari Maximus AS, Denmark dan adapula yang dibeli di Industrial and Aquatic Laboratory, Bergen High Technology Center, Norwegia pada tanggal 1 June 2005. Pada tanggal 15 June 2005, terdapat 317 ikan yang telah diberikan tanda dengan Trovan® Passive Transponder tags. Tidak ada ikan yang mati pemberian label. Total ikan yang diberi dan tidak diberi label adalah 750 ekor dan distribusikan secara acak pada 12 buah wadah dengan ukuran 1m2 persegi, grey, dengan penutup fiberglass pada bagian atas tangki (wadah) pengamatan dengan volume 400 L dengan outlet pada bagian bawah. Wadah diisi dengan air laut dengan salinitas 33,5±0,2 ‰ yang dipompa dari keadalaman 90 m. Pakan yang diberikan pada juvenile merupakan pakan komersial (Dan-ex 1562, Dana Feed, Horsens, Denmark) dengan komposisi 62% protein, 15% lemak, dan 5% karbohidrat dengan ukuran pakan 3mm. Studi dilakukan pada tanggal 27 Juni sampai 1 September 2005.
jenderalsudirman.blogspot.comPada 27 Juni 2005, ikan dipingsankan (metacaine, 0.05 g.L-1) kemudian timbang berat dan panjang totalnya yaitu 0,1 g dan 0,1 cm. Hasil tersebut mewakili untuk semua juvenil. Setiap tangki berisi 19.1±4,1 g. Pengamatan berat dan panjang total dilakukan pada hari 22, 44, dan 64. Ikan dibesarkan pada suhu 18,1 oC pada semua tangki dan dilakukan pengukuran untuk mengontrol suhu.
Ikan kemudian diaklimatisasi pada beberapa kondisi lingkungan yang berbeda selama 5 hari. Pada perlakuan tersebut terdapat dua control yaitu normoxic Control (Normoxcia, 80-85% jenuhan O2), hyperoxic Control (Hyperoxcia, 110-115% jenuhan O2).      

Download selengkapnya di jenderalsudirman.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar